Pengalaman Operasi Hidrokel Anak (Bagian 1) : Mengenal Hidrokel

Awal Januari tahun ini saya dan Alwin dikejutkan dengan kondisi skrotum (buah zakar) anak kedua kami, Arfan. Skrotum kanannya membesar dengan ukuran yang jauh dari biasanya dan menurut kami tidak wajar. Kami mulai mencari tahu kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Arfan dan awalnya kami berpikir itu adalah hernia. Tidak menunggu lama, kami langsung membawa Arfan ke dokter anak dan diminta untuk observasi selama satu bulan, kalau tidak ada perbaikan maka kami diarahkan untuk langsung ke dokter bedah. Kami cukup khawatir saat itu, meskipun Arfan sendiri tidak mengeluhkan sakit, aktivitas pun tidak terganggu, masih aktif main bahkan naik sepeda. Hanya terkadang dia merasa risih/tidak nyaman karena ukuran skrotumnya besar.

Selang sebulan, skrotum Arfan tidak menunjukkan perbaikan bahkan cenderung lebih besar (meski tidak signifikan dari sebelumnya). Kami putuskan untuk membawa Arfan ke dokter bedah anak di RS Mayapada Tangerang, dr. Alifi Maulidyan, SpBA. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa pembesaran pada skrotum pada Arfan adalah hidrokel bukan hernia. Selain itu, ternyata Arfan juga mengalami fimosis (penis Arfan juga diperiksa). Hidrokel dan hernia memang mirip, hanya saja kalau hernia pembesaran pada skrotum diakibatkan turunnya organ dalam sedangkan hidrokel yang turun adalah cairan tubuh. Penyebab utamanya kurang lebih sama, yaitu adanya lubang terbuka antara tubuh dengan skrotum. Menurut penjelasan dokter, Jika lubangnya besar maka organ dalam bisa keluar, namun jika kecil maka yang keluar adalah cairan tubuh. Rata-rata bayi laki-laki yang mengalaminya disebabkan karena adanya celah yang belum sempat tertutup antara rongga perut menuju saluran skrotum. 

Dokter menjelaskan, bayi laki-laki yang masih di dalam janin awalnya kelamin mereka berada di dalam perut. Seiring berjalannya waktu, usia janin makin tua, kelamin mereka lama kelamaan akan turun dan keluar dari perut mereka. Tempat keluar kelamin tersebutlah yang menjadi celah rongga perut dengan saluran skrotum. Normalnya, akan menutup sendiri, namun tidak sedikit bayi laki-laki yang mengalami hidrokel karena tidak sempurnanya celah tersebut menutup. Dokter Alifi menyarankan dua tindakan pada anak saya yaitu operasi menggunakan teknik laparoskopi untuk hidrokelnya dan sirkumsisi (sunat) untuk mengatasi fimosisnya. Singkat cerita, hidrokel merupakan pengecualian polis pada asuransi kami sedangkan biayanya sungguh melangit yang sepertinya kami tidak sanggup untuk membayarnya, sehingga kami mencari jalan lain yaitu menggunakan BPJS (selengkapnya pada bagian dua).

Apa itu Hidrokel?

Hidrokel (hydrocele), seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, adalah kondisi ketika terjadi penumpukan cairan di sekeliling testis. Penjelasan tambahan berikutnya saya ambil dari alodokter. Normalnya, skrotum akan teraba kendur, lembut, dan padat tetapi tidak keras. Namun, pada penderita hidrokel, skrotum akan teraba lunak seperti balon yang berisi air. Hidrokel biasanya dialami oleh bayi laki-laki yang baru lahir, tetapi juga bisa terjadi pada pria dewasa.

Ilustrasi Hidrokel (sumber : https://www.alodokter.com/hidrokel)

Jenis Hidrokel

Secara umum, hidrokel terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Hidrokel nonkomunikan
    Hidrokel nonkomunikan terjadi ketika celah di antara rongga perut dan skrotum (kanal inguinal) menutup, tetapi cairan di dalam skrotum tidak terserap oleh tubuh.
  • Hidrokel komunikan
    Hidrokel komunikan terjadi ketika kanal inguinal tidak menutup sehingga cairan dari rongga perut terus mengalir ke dalam skrotum dan dapat naik kembali ke perut. Hidrokel komunikan dapat disertai hernia inguinalis.
Klasifikasi Hidrokel (sumber : blog bedahkaribfkui)

Hidrokel pada bayi dan pria dewasa disebabkan oleh kondisi yang berbeda. Pada bayi, hidrokel terjadi akibat kelainan perkembangan saat masih di dalam kandungan. Kelainan ini menyebabkan penumpukan cairan di dalam skrotum. Selama perkembangan, kedua testis janin yang awalnya berada di perut akan turun ke dalam skrotum melalui celah di antara rongga perut dan skrotum. Kedua testis tersebut turun ke dalam skotrum bersama dengan cairan.

Jika berkembang secara normal, celah yang dinamakan kanal inguinal ini akan menutup selama tahun pertama kelahiran bayi. Cairan di dalam skrotum juga akan terserap secara bertahap ke dalam tubuh bayi. Namun, pada bayi dengan hidrokel, proses tersebut tidak berjalan dengan normal sehingga kanal inguinal tidak menutup. Akibatnya, skrotum tetap terisi cairan dan membengkak.

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 12-24 bulan dengan harapan prosesus vaginalis dapat menutup, dan hidrokel akan sembuh dengan sendirinya. Jika hidrokel masih ada atau bertambah besar, disebut juga dengan hidrokel persisten, maka perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. (sumber :blog bedahkaribfkui)

Panduan Penatalaksana Hidrokel (sumber :blog bedahkaribfkui)

Prinsip utama penatalaksanaan hidrokel adalah dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Terdapat beberapa indikasi dilakukannya intervensi: ukuran hidrokel yang semakin membesar dan dapat menekan pembuluh darah, adanya tanda-tanda infeksi, adanya keluhan tidak nyaman/nyeri dan juga indikasi kosmetik. Berbagai macam tindakan intervensi digunakan untuk mengobati penyakit hidrokel, baik invasif maupun minimal invasif.

Salah satu metode minimal invasif pada terapi hidrokel yaitu metode aspirasi-skleroterapi. Pada metode ini, dilakukan aspirasi cairan hidrokel dan disuntikkan zat sklerotik (tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) agar mukosa menjadi kering dan terjadi perlengketan. Metode ini mudah dan aman dilakukan, namun efektivitas dan kepuasan pasien terhadap terapi lebih rendah dibandingkan tindakan pembedahan.

Pilihan Penanganan Hidrokel (sumber : blog bedahkaribfkui)

Lalu tindakan apa yang dilakukan pada Arfan? Saya jelaskan pada postingan terpisah bagian dua.

About dikabeast

A complex mind in modest personality
This entry was posted in Sharing and tagged , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Pengalaman Operasi Hidrokel Anak (Bagian 1) : Mengenal Hidrokel

  1. Warsosue says:

    Terima kasih kisah pengalamannya bunda.
    izin share dan copas ya bunda.
    salam sehat walafiat selalu 🤲.

    Like

Leave a comment