Cibuntu itu Tahu

Sejak awal mencoba tahu susu Cibuntu, saya langsung jatuh cinta sampai-sampai tanpa sadar selalu mempromosikannya baik ke keluarga atau teman-teman. Di tempat saya tinggal sekarang, setiap pagi selalu ada Mamang tahu yang lewat sambil teriak “tarahu tahuuuu”, dan itulah awal mula saya kenal tahu Cibuntu, lihat dari kemasannya merk tahunya kadang berbeda namun tempat produksinya tetap sama. Pernah suatu saat ketika pulang ke rumah, Ibu saya minta dibawakan 10 bungkus tahu susu Cibuntu, per bungkusnya 10 biji, bayangkan saja bawanya seperti apa.

Sebelumnya saya tidak tahu bahwa Cibuntu itu nama sebuah tempat di Bandung, sampai Ibu Kos (alm) bercerita bahwa itu merupakan tempat produksi tahu yang sudah berpuluh-puluh tahun beroperasi. Menarik. Saya penasaran ingin berkunjung ke sana, tapi setelah memendam penasaran begitu lama barulah beberapa waktu yang lalu saya sempat mampir. Mengetahui letak kawasan Cibuntu pun secara tidak sengaja, kebetulan akhir November tahun kemarin saya mendatangi sebuah acara di Bogor dan berangkat dari Bandung menggunakan bis umum. Ketika bis keluar dari Terminal Leuwi Panjang menuju Tol Pasir Koja, saya dan teman saya melihat Gapura di sisi kiri jalan bertulis “Kawasan Wisata Belanja Tahu Cibuntu”

Teman saya yang duduk di sebelah pun berujar “Oh ini tempat produksi tahu Dika kan?” . Ya, saking seringnya saya mempromosikan tahu-tahu itu, setiap kali ada kegiatan berkumpul saya bawa tahu, sehingga tahunya dikenal dengan “Tahu Dika”. Beberapa kali teman saya yang akan pulang kampung pun menitip minta dibelikan tahu dari si Mamang, bahkan sudah dibawa hingga luar Pulau Jawa. Kalau dari hasil pencarian mesin pencari, lokasi daerah Cibuntu ini di Kelurahan Babakan Ciparay, kecamatan Bandung Kulon, Bandung sedangkan tempat yang saya kunjungi yaitu Jalan Aki Padma Selatan Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay. Sepanjang jalan ini memang banyak perusahaan penghasil tahu, saya menyusuri jalan ini masuk dari Jalan Terusan Pasir Koja hingga keluar di Jalan Sukarno Hatta. Saya sendiri belum tahu apakah kawasan Cibuntu hanya jalan ini saja atau ada jalan-jalan lainnya. Rata-rata branding tahu produksi tempat ini adalah lembut, tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan, natural serta higienis.

Saat masuk gapura selamat datang, langsung tercium semerbak aroma khas tahu yang menggoda. Namun, tidak seperti yang saya bayangkan, ternyata kawasan tersebut boleh dibilang agak kumuh dan serupa pemukiman warga pada umumnya, hanya saja ada beberapa slot rumah yang digunakan untuk produksi tahu dengan berbagai macam nama perusahaan. Sebelumnya saya beranggapan bahwa tempat ini, apalagi dengan sebutan kawasan wisata, bentuknya akan menarik dan nyaman untuk berjalan-jalan.

Pemandangan dari ujung jalan

Salah satu sudut di tempat produksi tahu perusahaan HD

Bagi yang memiliki masalah dengan ke-higienis-an atau yang mudah merasa jijik, saya sarankan tidak perlu mengunjungi tempat ini, cukup membeli tahu dari tempat penyalur tahu, penjual keliling atau distributor lainnya, hehe. Saya sendiri sempat kaget juga saat melihat proses pembuatan dan para pekerjanya, tak perlu saya ceritakan ya, namun karena tahunya enak dan belum ada yang bisa mengalahkan keenakan tahu Cibuntu, saya makan-makan saja (ini sih bawaan lahir). Memang pembuatannya tradisional sekali, yang saya salut dari tempat ini, sudah berpuluh-puluh tahun menjadi sumber penghasilan warga sekitar, membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang dalam proses produksi tahu, terutama orang-orang yang belum beruntung menempuh pendidikan tinggi. Entah siapa pencetus awal yang mendirikan perusahaan tahu pertama kali di lokasi ini yang jelas keren, dampak positifnya luar biasa dan berkelanjutan. Saya tidak sempat mengobrol ria dengan orang-orang di sini, jadi hanya ini kesan saya terhadap Cibuntu. Cibuntu itu tahu, tempat produksi tahu tepatnya.

Tenang, ini ampas kok bukan bahan untuk dibentuk tahu, untuk makan ternak katanya